Sabtu, 01 Oktober 2011

heart



Adalah dengan hati, kita bisa menyelami rasa lebih dalam, jauh ke dasar.
Adalah dengan hati, kita mendengar dengan kejernihan yang tak mampu terindera oleh telinga.
Dan lagi, adalah dengan hati, kita menyimak pesan-pesan rahasia di sekitar kita. Pesan-pesan yang Allah titipkan pada daun, matahari, angin, mendung, juga cahaya. Pesan rahasia, hanya bagi yang bersedia merelakan hatinya untuk dilambai para pembawa pesan Allah. Untuk setiap kita, yang menjadi objek dari sifat Ar RahmaanNya.

Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Maha Menciptakan. .

Hati, sebuah pirani lunak yang Allah titipkan kepada kita. Aktifitas dan kerja hati tidak nampak dari luarannya, tapi sungguh ia mampu mengantarkan kita meraih predikat ahli surga.

Rasulullah pernah menunjuk seorang sahabat sebagai ahli surga. Para sahabat yang lain mengkritisi pernyataan Rasulullah tersebut, karena yang mereka tahu, sahabat yang dimaksud Rasulullah itu biasa saja dalam amalan shalat wajibnya, shalat sunnahnya, dan shaumnya. Bagaimana ia ditunjuki oleh Rasulullah al Amin sebagai ahli surga? Belakangan diketahui bahwa sahabat tersebut memiliki kebiasaan memaafkan setiap kesalahan saudaranya. Barangkali ia berharap balasan yang sama dari Allah, bahwa jika ia ingin Allah memaafkan dosa-dosanya maka haruslah ia memaafkan kesalahan sesamanya lebih dahulu. Barangkali hatinya begitu mengimani betapa mahal arti permaafan di akhirat kelak. Bahwa permaafan lebih mahal nilainya daripada dunia seisinya. Amalan hatinya telah membuatnya ditunggu oleh para penghuni surga.

Ingatkah kita dengan orang yang mungkin secara tidak sengaja kita jumpai saat perhentian lampu merah sesiang tadi? Atau orang yang pernah duduk sebangku dengan kita di sebuah halte?

Mungkin, kita melakukan hal-hal yang secara lahir sama dengan orang lain. Tapi kita tidak pernah tahu bahwa dengan bekal hati, orang lain telah mendahului kita dalam perjalanannya menuju surga.
Mungkin, lebih dari yang dilakukan oleh sahabat Rasulullah tadi, selain memaafkan ia juga mendoakan kebaikan demi kebaikan untuk orang yang pernah dzalim kepadanya.

Hati memiliki warnanya. Jika warna itu nampak, aku yakin pendarnya lebih menawan daripada pelangi. Tapi bisa jadi ia pekat, hitam dan pucat. Cahaya terserap. Ia kerontang dan laik dibuang. Kitalah yang mewarnainya.

"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya". [ Asy Syams 8-10 ]

1 komentar:

  1. blog walking gan...
    ditunggu kunjugan baliknya...:)

    BalasHapus